Tampilkan postingan dengan label info berkarir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label info berkarir. Tampilkan semua postingan
Banyak orang kehilangan kepercayaan diri untuk mencoba tantangan baru. Mereka umumnya tak memiliki nyali menghadapi kegagalan. Mereka takut mengalami kondisi lebih buruk. Mereka terbuai di dalam zona nyaman atau comfort zone.
Psikolog Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, MHPEd mengatakan bahwa mereka yang masih berusia produktif hendaknya menghindari zona tersebut. Tanpa keberanian menghadapi tantangan, mereka tak akan memiliki kesempatan berkembang dan maju.
Kepercayaan diri dan keberanian menghadapi tantangan adalah kunci keberhasilan hidup. "Harus berani mencoba hal baru. Keluar dari comfort zone," kata Rosdiana, dalam media workshop bersama Rexona.
Kepercayaan diri menghadapi tantangan bukan lantas tanpa perhitungan. Yang penting merasa nyaman menjadi diri sendiri. Mencoba sesuatu yang masih dalam batas kemampuan. Semua hal positif ini tentu mudah mengantarkan seseorang menggapai prestasi.
"Perempuan harus percaya diri untuk berhasil dalam hidup. Lari dari tantangan, mengisolasi diri dari perubahan, dan selalu diam dalam zona nyaman merupakan dampak dari kurangnya rasa percaya diri," ujar Rosdiana.
Rosdiana memaparkan hasil sebuah riset bahwa usia produktif merupakan masa yang tepat untuk berbuat positif. "Usia produktif adalah masanya kita menggerakkan diri untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita dan orang lain," ujarnya.
Berdiam diri di zona nyaman hanya akan mengatarkan diri pada kondisi stagnan. Bukan tidak mungkin menghantarkan rasa penyesalan di masa tua.
"Selagi masih di usia produktif, ada baiknya kita melakukan perubahan, daripada harus menyesal saat tua," ujarnya. "Bukannya menjadi seseorang yang bijaksana bisa membagi pengalaman hidup dengan anak cucu, tapi malah desperate.(vivanews)
Beberapa Kesalahan Menjual Produk Asuransi
Agen Asuransi dan management Asuransi beserta jajarannya, kerap sekali melakukan hal yang tidak sesuai dengan niat awal pada saat pertama kali setuju menjadi Agen asuransi, seperti halnya di bawwah ini
1. Biasanya dalam management perusahaan, banyak yang menetapkan evaluasi target. Artinya Dengan adanya evaluasi tersebut, maka banyak kecenderungan unsur pemaksaan terhadap calon custumer. Contoh percakapan yang biasa dilakukan yakni, tolong kita pak sebentar lagi evaluasi target, nanti bapak kita kasih diskon besar-besaran. Sehingga ada kecenderungan calon costumer masuk bukan karena kesadaran bahwa asuransi itu penting, akan tetapi diskonnya lumayan. Dan membuat tahun-tahun berikutnya asuransinya di tebus, karena sudah tidak ada diskonnya.
2. Kurang adanya Refresing produk secara berkala. Artinya produk asuransi dari tahun ketahun pasti ada perubahan mengikuti kondisi keuangan yang berlaku. Sehingga perubahan pasti terjadi, entah itu dari sisi tarif tabel preminya, tabel resikonya, dan tabel cash plannya. Nah fungsi dari management adalah memberitahukan perubahan-perubahan yang berlaku, baik itu dengan cara mengedit ulang produk-produk lama yang berada di tempat-tempat marketing, dan mensosialisasikan kepada para jajaran marketing secara intensif dan konsisten.
3. Kurang adanya refresing secara berkala di dalam jajaran management itu sendiri dan jajaran aparat
marketing. Artinya Penguasaan terhadap produk asuransi dari bulan ke bulan pasti mengalami perubahan. Untuk itulah perlunya refresing kinerja otak, sejauh mana penguasaan produk tersebut (kalau perlu adakan test ulang secara berkala, untuk mengecek kepandaian masing-masing jajarannya). Refresing ini, juga bisa lho anda isi dengan materi-materi seputar, bagaimana mengatasi keberatan nasabah dan membuka wawasan nasabah. Sehingga nasabah ikut asuransi memang benar-benar butuh, dan bukan karena iming-iming lainnya.
4. Kurang menerapkan Sale after service secara menyeluruh. Artinya Kebanyakan pihak management lebih menyayangi nasabah dengan premi besar (lumayankan kalau diolah lagi bisa langsung tutup target) daripada premi sedang atau kecil. Dan kalau boleh jujur, besar kecilnya premi asuransi yang diambil nasabah, juga berdasarkan proposal perusahaan asuransi tersebut. Jadi hemat saya berlakulah adil dengan semua nasabah dalam hal, pemberian informasi yang menjadi hak nasabah dan pelayanan purna jual. Sehingga image asuransi di Indonesia tidak rusak. Contoh lain yang biasa terjadi dalam hal menagih premi lanjutan.
5. Biasanya management hanya memperhatikan kritik dan saran dari agent yang mempunyai premi bagus daripada agent dengan premi sedang dan kurang. Artinya penghasilan premi yang dihasilkan masing-masing agent sangatlah bervariasi sekali, ada yang mendapatkan premi bagus saat itu, ada yang mendapatkan premi sedikit dan ada juga yang kurang beruntung saat itu. Dan biasanya dalam evaluasi target, agent dengan premi bagus tersebut akan mendapatkan pujian luar biasa (bahkan extremenya kentutnya itu wangi). Hal inilah yang dapat mematikan motivasi agent-agent lainnya yang akan mendapatkan premi-premi baru di kemudian hari. Dan yang namanya kritik dan saran sangat tidak tergantung dengan prestasi orang tersebut.
6. Biasanya komunikasi yang digunakan di dalam lingkungan Asuransi tersebut adalah satu arah. Artinya komunikasi yang digunakan yaitu dari atasan menekan ke bawahan sudah berapa premi hari ini yang di capai agent. Seyogyanya gunakan komunikasi dari banyak arah dan dari hati ke hati, namun tidak juga meninggalkan kaidah-kaidah yang di tetapkan oleh perusahaan.
7. Kurang bisa melengkapi Tool-tool marketing secara baik. Artinya, kemudahan-kemudahan yang harus dimiliki agent atau marketing untuk proses kelancaran prospek belum dimiliki secara baik, seperti tabel tarif premi yang terbaru, salinan fotokopy SK produk-produk tertentu yang mengalami perubahan(jika ada), calculator, Notebook jika punya, beberapa contoh proposal berwarna yang memadai, map, steples, pensil, bolpion, dan penggunaan busana yang menarik
8. Kurangnya Follow up Secara baik. Biasanya karena capek pulang dari prospek atau adanya aktivitas yang lainnya, memang terkadang kelupaan untuk membuat daftar nama yang sudah di kunjungi, dan akhirnya proposal hanya dititipkan saja. Untuk yang ini anda bisa mencatatnya didalam agenda (beri hari dan tanggal) secara detail, baik itu nama calon yang sudah di kunjungi, kapan akan di temui lagi, dan jenis produk yang disajikan itu apa, kalau ada referensi dari nasabah yang berhasil dikunjungi, serta kesanggupan nasabah dalam hal membayar kapan.
Agen Asuransi dan management Asuransi beserta jajarannya, kerap sekali melakukan hal yang tidak sesuai dengan niat awal pada saat pertama kali setuju menjadi Agen asuransi, seperti halnya di bawwah ini
1. Biasanya dalam management perusahaan, banyak yang menetapkan evaluasi target. Artinya Dengan adanya evaluasi tersebut, maka banyak kecenderungan unsur pemaksaan terhadap calon custumer. Contoh percakapan yang biasa dilakukan yakni, tolong kita pak sebentar lagi evaluasi target, nanti bapak kita kasih diskon besar-besaran. Sehingga ada kecenderungan calon costumer masuk bukan karena kesadaran bahwa asuransi itu penting, akan tetapi diskonnya lumayan. Dan membuat tahun-tahun berikutnya asuransinya di tebus, karena sudah tidak ada diskonnya.
2. Kurang adanya Refresing produk secara berkala. Artinya produk asuransi dari tahun ketahun pasti ada perubahan mengikuti kondisi keuangan yang berlaku. Sehingga perubahan pasti terjadi, entah itu dari sisi tarif tabel preminya, tabel resikonya, dan tabel cash plannya. Nah fungsi dari management adalah memberitahukan perubahan-perubahan yang berlaku, baik itu dengan cara mengedit ulang produk-produk lama yang berada di tempat-tempat marketing, dan mensosialisasikan kepada para jajaran marketing secara intensif dan konsisten.
3. Kurang adanya refresing secara berkala di dalam jajaran management itu sendiri dan jajaran aparat
marketing. Artinya Penguasaan terhadap produk asuransi dari bulan ke bulan pasti mengalami perubahan. Untuk itulah perlunya refresing kinerja otak, sejauh mana penguasaan produk tersebut (kalau perlu adakan test ulang secara berkala, untuk mengecek kepandaian masing-masing jajarannya). Refresing ini, juga bisa lho anda isi dengan materi-materi seputar, bagaimana mengatasi keberatan nasabah dan membuka wawasan nasabah. Sehingga nasabah ikut asuransi memang benar-benar butuh, dan bukan karena iming-iming lainnya.
4. Kurang menerapkan Sale after service secara menyeluruh. Artinya Kebanyakan pihak management lebih menyayangi nasabah dengan premi besar (lumayankan kalau diolah lagi bisa langsung tutup target) daripada premi sedang atau kecil. Dan kalau boleh jujur, besar kecilnya premi asuransi yang diambil nasabah, juga berdasarkan proposal perusahaan asuransi tersebut. Jadi hemat saya berlakulah adil dengan semua nasabah dalam hal, pemberian informasi yang menjadi hak nasabah dan pelayanan purna jual. Sehingga image asuransi di Indonesia tidak rusak. Contoh lain yang biasa terjadi dalam hal menagih premi lanjutan.
5. Biasanya management hanya memperhatikan kritik dan saran dari agent yang mempunyai premi bagus daripada agent dengan premi sedang dan kurang. Artinya penghasilan premi yang dihasilkan masing-masing agent sangatlah bervariasi sekali, ada yang mendapatkan premi bagus saat itu, ada yang mendapatkan premi sedikit dan ada juga yang kurang beruntung saat itu. Dan biasanya dalam evaluasi target, agent dengan premi bagus tersebut akan mendapatkan pujian luar biasa (bahkan extremenya kentutnya itu wangi). Hal inilah yang dapat mematikan motivasi agent-agent lainnya yang akan mendapatkan premi-premi baru di kemudian hari. Dan yang namanya kritik dan saran sangat tidak tergantung dengan prestasi orang tersebut.
6. Biasanya komunikasi yang digunakan di dalam lingkungan Asuransi tersebut adalah satu arah. Artinya komunikasi yang digunakan yaitu dari atasan menekan ke bawahan sudah berapa premi hari ini yang di capai agent. Seyogyanya gunakan komunikasi dari banyak arah dan dari hati ke hati, namun tidak juga meninggalkan kaidah-kaidah yang di tetapkan oleh perusahaan.
7. Kurang bisa melengkapi Tool-tool marketing secara baik. Artinya, kemudahan-kemudahan yang harus dimiliki agent atau marketing untuk proses kelancaran prospek belum dimiliki secara baik, seperti tabel tarif premi yang terbaru, salinan fotokopy SK produk-produk tertentu yang mengalami perubahan(jika ada), calculator, Notebook jika punya, beberapa contoh proposal berwarna yang memadai, map, steples, pensil, bolpion, dan penggunaan busana yang menarik
8. Kurangnya Follow up Secara baik. Biasanya karena capek pulang dari prospek atau adanya aktivitas yang lainnya, memang terkadang kelupaan untuk membuat daftar nama yang sudah di kunjungi, dan akhirnya proposal hanya dititipkan saja. Untuk yang ini anda bisa mencatatnya didalam agenda (beri hari dan tanggal) secara detail, baik itu nama calon yang sudah di kunjungi, kapan akan di temui lagi, dan jenis produk yang disajikan itu apa, kalau ada referensi dari nasabah yang berhasil dikunjungi, serta kesanggupan nasabah dalam hal membayar kapan.
Menjadi Agen Asuransi Peluang Berkarir Potensial
Dari waktu ke waktu, jumlah angkatan kerja di Indonesia terus mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut belum diikuti dengan bertambahnya ketersediaan lapangan kerja yang memadai. Sebenarnya, masalah tersebut bisa mulai dieliminasi bila masyarakat menyadari adanya peluang kerja yang tersedia di satu industri tertentu.
Dalam rangka menyampaikan solusi terhadap masalah ketenaga kerjaan di Indonesia, Industri Asuransi jiwa salah Satu industri yang berpotensi besar dalam menyerap tenaga kerja tersebut. Saat ini, industri asuransi jiwa baru menyerap tenaga kerja/agen asuransi jiwa sebanyak 240.000 Agen, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia menarget 500.000 agen sampai tahun 2014.
Dalam rangka menyampaikan solusi terhadap masalah ketenaga kerjaan di Indonesia, Industri Asuransi jiwa salah Satu industri yang berpotensi besar dalam menyerap tenaga kerja tersebut. Saat ini, industri asuransi jiwa baru menyerap tenaga kerja/agen asuransi jiwa sebanyak 240.000 Agen, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia menarget 500.000 agen sampai tahun 2014.
Esensinya, profesi agen asuransi jiwa, yang secara faktual terbuka lebar bagi para angkatan kerja baru, saat ini bisa menjadi satu pilihan profesi yang tepat dan mulai diminati oleh para pencari kerja maupun profesional yang sudah bekerja. Bukankah ini merupakan suatu realita bahwa lowongan kerja yang berkualitas tersedia melalui profesi agen asuransi jiwa?
Secara hakiki, suatu pekerjaan disebut sebagai profesi bila memenuhi beberapa kriteria, yakni :
1) ada kompetensi dan keterampilan tertentu pada setiap orang yang bergelut di dalamnya;
2) memiliki Kode Etik;
3) masyarakat mengakui dan membutuhkan profesi tersebut.
Profesi agen asuransi jiwa memenuhi ketiga kriteria tersebut.
Melihat peran penting profesi tersebut, pemerintah secara regulatif menetapkan standard sertifikasi keagenan sebagai prasyarat bagi setiap angkatan kerja baru yang menggelutinya. Mereka harus mengikuti berbagai pelatihan dan uji kompetensi, yakni Ujian Sertifikasi, dan yang berhasil lulus akan mendapatkan Lisensi Keagenan. Mereka dituntut memiliki komitmen untuk terus meningkatan diri guna mencapai keunggulan dalam mengemban spirit pelayanan kepada pemegang polis.
Dalam rangka menerapkan standardisasi profesi berkualitas, industri asuransi jiwa, melalui AAJI, menerbitkan Kode Etik Pemasaran Asuransi Jiwa. Kode Etik tersebut memuat prinsip dan kaidah operasional bagi perusahaan, pemasar produk asuransi jiwa, dan agen asuransi jiwa. Kode etik ini mengikat sebagai bentuk tanggung jawab industri dalam memberikan pelayanan kepada nasabah, masyarakat, lingkungan kerja sesama profesi, perusahaan tempat mereka bekerja, serta kepada diri sendiri dan profesi tersebut.
Dalam hal ini Kode Etik memberlakukan ketentuan, kaidah, dan larangan-larangan yang menuntut ketaatan dalam menjalankan profesi. Pelanggaran terhadapnya akan mengakibatkan pemberian sanksi dan tindakan sesuai ketentuan yang berlaku. Kebijakan ini diterapkan untuk melindungi kepentingan pemegang polis serta menjaga martabat dan reputasi para agen serta profesi agen asuransi jiwa.
Dari uraian diatas, menunjukkan Kondisi yang akan diikuti dengan meningkatnya kebutuhan tenaga pemasaran yang terampil dan andal. Ini merupakan peluang dan kesempatan kerja yang petensial untuk masa depan.
Mungkin Anda sedang mencari profesi apa yang paling menjanjikan di Indonesia?
Atau barangkali Anda sedang mencari penghasilan tambahan ditengah kesibukan Anda bekerja, berumah tangga, kuliah atau berwirausaha.
Apa lagi yang bisa kita gali dari diri kita, peluang disekitar kita, dan merubahnya menjadi aset finansial untuk kita?
Barangkali profesi agen asuransi adalah salah satu jawabannya.
Tapi, Mengapa harus menjadi Agen Auransi? Bukankan kita (di Indonesia) orang masih ” anti” dan berpadangan “miring” terhadap asuransi?
Dari kaca mata saya, justru dari setiap “kondisi tidak menguntungkan” kita bisa mendapatkan ” Peluang yang sangat menguntungkan” dari sana. Ingat pengalaman krisis moneter 1998,banyak orang sukses justru memulai usahanya saat masa kritis. Industri Asuransi dalam pandangan saya ibarat raksasa yang sedang tidur, dengan potensi perputaran uang yang luar biasa dalam penempatan aset-asetnya. Wajar, karena potensi 240 juta penduduk Indonesia membuat iri dan menjadi tujuan pasar yang penting bagi perusahaan asuransi di dunia.
Lalu bagaimana kita bisa memanfaatkan peluang ini? Ya, peluang, karena masih kira-kira kurang dari 10% penduduk Indonesia yang memiliki polis individu, Bandingkan dengan negara lain yang mencapai diatas 80%. Apa kita mau berdiam diri saja melihat kue yang begitu besar dan melewatkan kesempatan berlalu didepan kita tanpa sepeserpun uang masuk ke kantong kita? Tidak bukan !, Nah Ini saatnya Anda melirik profesi yang menjanjikan ini.
Sebagai agen asuransi, mungkin saya bisa memberikan gambaran bagaimana sebenarnya profesi agen asuransi menarik untuk dipertimbangkan:
Secara Kasat mata, profesi Agen Asuransi memberikan fleksibilitas waktu dan ruang serta peluang income tak terbatas.Sedangkan secara tidak kasat mata, profesi ini menumbuhkan rasa tanggung jawab,percaya diri, dan pengembangan diri dan pribadi yang tidak bisa dinilai harganya sebagai modal sukses utama.
Anda tidak harus tergantung rutinitas jam kantoran.Beberapa rekan yang bergabung dalam bisnis ini bahkan dapat melakukan pekerjaan ini sambil mengurus anak,”ngrumpi” bersama teman,atau sambil kumpul liburan bersama keluarga sekalipun. Semakin banyak Andabergaul,berkomunitas, semakin tebal dompet Anda.Bagi yang bersatus karyawan, Anda dapat melakukannya tanpa harus keluar dari pekerjaan.Tidak ada salahnya untuk mencoba, selagi kesempatan masih ada.
Bagi yang berwiraswasta, Anda dapat memanfaatkan jaringan usaha agar lebih produktif sebagai aset baru untuk Anda.Anda bebas berkerja kapan saja, dimana saja,dan dengan siapa anda bekerja.Tidak ada Bos yang akan memarahi Anda, Anda adalah bos untuk diri Anda sendiri. Tidak ada sistem check-lock & tidak ada sistem target. Anda sendirilah yang menentukan target Anda.Anda sendiri yang harus berkomitment membangun masa depan dengan tangan sendiri.
Perusahaan asuransi juga memberikan fasilitas, training dan Sistem yang memungkinkan Anda untuk mencapai sukses dan semuanya tanpa dipungut biaya.
Sistem kerjanya sangat unik, dengan berbagai award/penghargaankeluar negri gratis memungkinkan Anda menikmati pengalaman yang tak terlupakan.
Perusahaan asuransi juga memiliki jenjang karir yang terbuka dan transparan untuk siapa saja yang ingin meraihnya dengan potensi income yang tak terbatas.
Atau barangkali Anda sedang mencari penghasilan tambahan ditengah kesibukan Anda bekerja, berumah tangga, kuliah atau berwirausaha.
Apa lagi yang bisa kita gali dari diri kita, peluang disekitar kita, dan merubahnya menjadi aset finansial untuk kita?
Barangkali profesi agen asuransi adalah salah satu jawabannya.
Tapi, Mengapa harus menjadi Agen Auransi? Bukankan kita (di Indonesia) orang masih ” anti” dan berpadangan “miring” terhadap asuransi?
Dari kaca mata saya, justru dari setiap “kondisi tidak menguntungkan” kita bisa mendapatkan ” Peluang yang sangat menguntungkan” dari sana. Ingat pengalaman krisis moneter 1998,banyak orang sukses justru memulai usahanya saat masa kritis. Industri Asuransi dalam pandangan saya ibarat raksasa yang sedang tidur, dengan potensi perputaran uang yang luar biasa dalam penempatan aset-asetnya. Wajar, karena potensi 240 juta penduduk Indonesia membuat iri dan menjadi tujuan pasar yang penting bagi perusahaan asuransi di dunia.
Lalu bagaimana kita bisa memanfaatkan peluang ini? Ya, peluang, karena masih kira-kira kurang dari 10% penduduk Indonesia yang memiliki polis individu, Bandingkan dengan negara lain yang mencapai diatas 80%. Apa kita mau berdiam diri saja melihat kue yang begitu besar dan melewatkan kesempatan berlalu didepan kita tanpa sepeserpun uang masuk ke kantong kita? Tidak bukan !, Nah Ini saatnya Anda melirik profesi yang menjanjikan ini.
Sebagai agen asuransi, mungkin saya bisa memberikan gambaran bagaimana sebenarnya profesi agen asuransi menarik untuk dipertimbangkan:
Secara Kasat mata, profesi Agen Asuransi memberikan fleksibilitas waktu dan ruang serta peluang income tak terbatas.Sedangkan secara tidak kasat mata, profesi ini menumbuhkan rasa tanggung jawab,percaya diri, dan pengembangan diri dan pribadi yang tidak bisa dinilai harganya sebagai modal sukses utama.
Anda tidak harus tergantung rutinitas jam kantoran.Beberapa rekan yang bergabung dalam bisnis ini bahkan dapat melakukan pekerjaan ini sambil mengurus anak,”ngrumpi” bersama teman,atau sambil kumpul liburan bersama keluarga sekalipun. Semakin banyak Andabergaul,berkomunitas, semakin tebal dompet Anda.Bagi yang bersatus karyawan, Anda dapat melakukannya tanpa harus keluar dari pekerjaan.Tidak ada salahnya untuk mencoba, selagi kesempatan masih ada.
Bagi yang berwiraswasta, Anda dapat memanfaatkan jaringan usaha agar lebih produktif sebagai aset baru untuk Anda.Anda bebas berkerja kapan saja, dimana saja,dan dengan siapa anda bekerja.Tidak ada Bos yang akan memarahi Anda, Anda adalah bos untuk diri Anda sendiri. Tidak ada sistem check-lock & tidak ada sistem target. Anda sendirilah yang menentukan target Anda.Anda sendiri yang harus berkomitment membangun masa depan dengan tangan sendiri.
Perusahaan asuransi juga memberikan fasilitas, training dan Sistem yang memungkinkan Anda untuk mencapai sukses dan semuanya tanpa dipungut biaya.
Sistem kerjanya sangat unik, dengan berbagai award/penghargaankeluar negri gratis memungkinkan Anda menikmati pengalaman yang tak terlupakan.
Perusahaan asuransi juga memiliki jenjang karir yang terbuka dan transparan untuk siapa saja yang ingin meraihnya dengan potensi income yang tak terbatas.
Fakta Profesi Yang Membuat Seseorang Menjadi Kaya
Valentino Dinsi, SE, MM, MBA, pendiri MuslimCOACH menyebutkan, hanya satu persen orang di dunia yang mengontrol 50 persen uang yang beredar, dan lima persen orang di dunia yang menguasai 90 persen uang beredar. Ini sama artinya dengan semakin banyak orang yang memperebutkan sedikit uang.
"Jika pun uang beredar di dunia ini dibagi rata setiap orang, 25 milyar per orang misalnya. Dalam lima tahun komposisinya akan kembali seperti awal tadi. Karena begitu menerima uang banyak, kecenderungannya orang akan konsumtif," jelas Valentino, dalam dalam seminar bertema "Entrepreneur in You" yang diadakan oleh Department Group of Magazine, Kompas Gramedia beberapa waktu lalu.
Ada 4 profesi yang bikin orang paling kaya didunia:
* Entrepreneur
* Pialang saham
* CEO/ Direktur Utama sebuah perusahaan.
* Penjualan door to door yang dibayar berdasarkan komisi hasil penjualan.
Percaya nggak percaya memeng begitu fakta adanya, coba disimak, daftar 10 orang terkaya di Indonesia menurut majalah Forbes (versi September 2008) adalah pengusaha. Sebut saja lima besarnya seperti Aburizal Bakrie dan keluarga (5,4 miliar dollar AS), Sukanto Tanoto dan keluarga mengelola Garuda Mas (4,7 miliar dollar AS), R. Budi Hartono (3,14 miliar dollar AS), Budi Hartono dan Michael Hartono, dua saudara kandung yang memiliki saham di perusahaan rokok Djarum dan BCA (3,08 miliar dollar AS), Eka Tjipta Widjaja dan keluarga pemilik Sinar Mas Group (2,8 miliar dollar AS), dan sederet penguasaha kaya lainnya.
Agen Asuransi Termasuk Golongan Orang Terkaya, Mengapa?
Agen Asuransi adalah Seseorang yang tenaga Penjual yang di bayar berdasarkan dari hasil perolehan penjualannya,yaitu berupa komisi dari hasil penjualannya terhadap produk asuransi yang dimana ia bekerja, semakin banyak ia menjaul semakin banyak juga komisi yang di dapat.
Langganan:
Postingan (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.